Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Pembelajaran Diri

SATMABHARA

Membaca adalah kunci bagaimana kita mempersepsikan keadaan yang telah diinformasikan oleh media atau melalui jaringan personal. Tetapi membaca hanya untuk membaca dalam arti aktivitas dapat dikatakan masih belum memenuhi tujuan dari panggilan instruksi hidup pertama itu. Bahkan para pakar sudah sejak lama mengingatkan munculnya wabah yang bernama "information over-load" – suatu 'penyakit' di mana kepala manusia dipenuhi oleh informasi tentang keadaan makro yang tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan keadaan mikro.
Dengan perkembangan yang pesat dari penyedia informasi yang menjajakan pilihan persepsi keadaan, maka akan sangat mungkin wabah tersebut akan kian merajalela.
Kemampuan membaca harus ditajamkan dengan pembelajaran-diri dalam arti membaca untuk menciptakan peluang yang lebih bagus dari tujuan hidup, terutama sekali peluang untuk perbaikan pada wilayah sentral: kesehatan fisik, kemakmuran finansial, kehormatan status sosial, kepiawaian profesionalitas, kematangan mental, keseimbangan emosional, atau keluhuran moralitas. Tahapan untuk menajamkan kemampuan membaca dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengetahuan
Semua yang dibaca orang bisa dikatakan secara take for granted sudah memenuhi kepentingan untuk mengetahui sesuatu; membaca untuk mengetahui. Pengetahuan adalah kesimpulan asumsi atau dugaan yang telah diverifikasi oleh orang atau lembaga yang berwenang dengan berpedoman pada pendekatan Generally Applicable yang disusun berdasarkan latarbelakang persoalan makro. Atas dasar ini pengetahuan tidak lepas dari kepentingan lembaga atau orang dalam arti menurut ‘versi’. Artinya pengetahuan baru berbicara pada kebenaran dalam arti folk wisdom atau tatanan umum.
Dengan berpedoman bahwa manusia diberi jalan hidup melalui business of selling, maka secara pengetahuan semua yang ada di dalam, di luar, samping kiri-kanan atau depan belakang seseorang dapat dibisniskan. Tetapi prakteknya tidak cukup hanya berpedoman pengetahuan itu. Dengan kata lain, pengetahuan adalah raw material of power seperti pisau. Pengetahuan hanya untuk pengetahuan sudah dibuktikan tidak bekerja, mandul, dan supaya bisa bekerja maka pengetahuan membutuhkan mobilisasi.

2. Pemahaman
Memobilasi pengetahuan dapat diartikan dengan menciptakan pemahaman pribadi atau sudut pandang. Dari perumpamaan susunan kalimat “Theopportunityisnowhere” saja bisa menghasilkan sekian model bacaan yang akan menjadi sekian sudut pandang dan sudah jelas akan menjadi bahan keputusan untuk bertindak. Dalam hal ini menciptakan pemahaman adalah bagaimana anda merefleksikan pengetahuan yang sifatnya ‘generally applicable’ di atas menjadi ‘specifically applicable’ dengan setting persoalan mikro: anda dengan wilayah operasi dan konsentrasi.
Pemahaman inilah yang akan menikahkan antara apa yang anda ketahui dari materi tangible dan materi intangible yang bekerja di lapangan. Orang sering merasa bahwa pengetahuannya tidak berguna karena tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan padahal yang belum diperoleh adalah pemahaman. Logikanya, bagaimana mungkin buku yang dikarang di luar negeri oleh orang luar negeri dengan tatanan latarbelakang persoalan yang berbeda secara ruang dan waktu lalu diterapkan tanpa proses pengolahan lebih lanjut di meja kerja. Tetapi perlu diakui bahwa pemahaman anda tentang sesuatu baru berupa kreasi internal dan belum dapat dikatakan prestasi. Supaya pemahaman anda menjadi dasar prestasi, maka jadikan pemahaman anda sebagai materi tindakan sebab tindakan adalah prestasi hidup pertama kali.

3.Penghakiman
Membaca keadaan harus berakhir dengan penghakiman, eksekusi atau keputusan untuk bertindak. Intinya adalah eksekusi tindakan untuk menciptakan prestasi. Sebagai hakim anda mengetuk palu keputusan atas keabsahan hukum berdasarkan pengetahuan dan pemahaman anda. Seorang hakim yang menjalankan keputusan dan ternyata keputusan itu salah maka ia sudah mendapat reward satu kali dari hukum alam dan mendapat reward dua kali apabila keputusan itu benar. Sebaliknya hakim yang tidak menjalankan keputusannya meskipun keputusan itu benar maka ia telah dihakimi salah oleh hukum alam.
Melihat kenyataan bagaimana orang membaca keadaan bisa diperoleh kesimpulan seperti orang menggambar piramida; makin ke atas makin sedikit. Sebagian besar orang tahu bahwa krisis adalah sesuatu yang tidak enak namun hanya sebagian kecil yang memahami bahwa di balik krisis terdapat peluang, dan hanya sedikit sekali, bahkan bisa disebut pengecualian, yang mengambil eksekusi untuk berani bertindak. Kalau dibanding jumlah penduduk yang melebihi 200 juta jiwa, bisa anda hitung berapa persen yang mampu membaca “The Opportunity Is Now Here”. Berada dalam kelompok manakah anda saat ini? Semoga berguna.
1 Response to "Pembelajaran Diri"
Anonim said :
1 Februari 2022 pukul 10.42
Online Casino UK - Lucky Club
The best online casinos for luckyclub 2021, all powered by Microgaming software, with exciting game options. Enjoy our huge range of games like slots, roulette, Visit Lucky Club: Play Here๐ŸŽฒ Free Spins: £30๐ŸŽ Bonus T&C: None, Max Jackpot: £100๐Ÿ’ณ Minimum Deposit: £20